Model Pengembangan Kompetensi Guru Produktif SMK Berbasis Industri

Posted by Tentang Pendidikan on 20171229

Posisi guru produktif SMK sangat strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini mengandung makna bahwa ketersediaan jumlah dan kualitas guru produktif yang kompeten akan berdampak sinergis dalam memujudkan pendidikan SMK yang bermutu. Undang–Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen secara eksplisit mengamanatkan adanya pembinaan dan pengembangan profesi guru secara berkelanjutan sebagai aktualisasi dari sebuah profesi pendidik. Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, sosial dan profesional. Disamping itu, kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat guru serta perannya sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional (Purwana, 2010).

Data BPS Tahun 2015 mencatat beberapa masalah yang harus mendapat penyelesaian, yaitu: 1) hanya 22,3% guru SMK yang mengajar sesuai bidang kompetensinya (guru produktif); dan 2) Pendidikan kejuruan (SMK) belum link-and-match dengan DUDI. Disisi lain bahwa pemberlakuan UU Nomor 23 Tahun 2014 memunculkan bebarapa permasalahan penting, antara lain sulitnya mendapatkan
guru yang kompeten, khususnya kompetensi keterampilan pada guru produktif (Suharno, 2015).
Berdasarkan permasalahan di atas terlihat bahwa guru produktif SMK merupakan unsur pokok yang harus mendapat perhatian untuk dikembangkan kompetensinya, karena ketersediaan guru yang kompeten dapat meningkatkan mutu dan relevansi lulusan SMK. Dalam upaya meningkatkan kompetensi guru produktif SMK, Presiden telah menerbitkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai pengguna lulusan (link and match);
c. Meningkatkan jumlah dan kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK;
d. Meningkatkan kerjasama dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dunia usaha/industri;
e. Meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan akreditasi SMK; dan
f. Membentuk Kelompok Kerja Pengembangan SMK. Di dalam Inpres tersebut, pengembangan guru SMK yang tertuang di dalam butir c, merupakan bagian penting yang harus dilaksanakan. Kompetensi guru produktif SMK, sangat perlu dikembangkan ke arah kompetensi keterampilan berbasis industri. Pengembangan komptensi guru produktif SMK berbasis industri perlu pedoman yang baku. Oleh sebab itu Direktorat PSMK perlu mengembangan suatu pedoman berbasis hasil kajian yang memuat model pengembangan kompetensi guru produktif SMK yang berbasis industri melalui kajian tentang Model Pengembangan Kompetensi Guru Produktif SMK Berbasis Industri dengan memperhatikan aspek kebutuhan pengembangan kompetensi guru yang sesuai dengan kebutuhan DUDI, pola kerjasama SMK dengan stakesholder, dan perlunya alur mekanisme pengembangan kompetensi guru yang sesuai potensi daerah.

Model Pengembangan Kompetensi Guru Produktif SMK Berbasis Industri
Peserta didik SMK dipersiapkan dengan dibekali berbagai keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Pemerintah didorong untuk meningkatkan jumlah SMK di Indonesia untuk mempersiapkan lulusan SMK menjadi tenaga terampil dan siap kerja. Lulusan yang terampil dan produktif sangat dibutuhkan di dunia usaha dan industri, terutama di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Djojonegoro (1998) mengemukakan beberapa alasan diperlukannya tenaga terampil sebagai penopang keunggulan industri, karena tenaga terampil mampu terlibat langsung dalam proses produksi barang maupun jasa; mendukung pertumbuhan industri di suatu negara; mampu mengantisipasi persaingan global berkembang semakin ketat dan tajam; mampu menguasai dan mengaplikasikan teknologi modern; dan meningkatkan produktifitas suatu negara untuk memperkuat pembangunan ekonomi.

Prinsip-prinsip Prosser bahwa dalam pendidikan pola kejuruan akan efektif apabila: suasana tempat pembelajaran dibuat menyerupai lingkungan industri; tugas latihan kerja yang diberikan dengan cara, mesin serta alat yang sama dengan tempat kerja; kebiasaan berpikir dan bekerja dalam pekerjaan sesungguhnya harus dilatihkan kepada seseorang; dapat memberikan kemampuan pada individu menyokong minat, pengetahuan dan keterampilannya sampai level yang paling tinggi; diberikan kepada seseorang yang memerlukannya, yang menginginkannya dan yang mendapat untung darinya; pengalaman latihan untuk membangun kebiasaan berpikir dan kebiasaan kerja yang berulang sehingga sesuai seperti yang diperlukan pada pekerjaannya; dan gurunya telah memperoleh pengalaman yang berhasil dalam menerapkan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dikerjakan. Revitalisasi sistem pendidikan kejuruan diperlukan perbaikan pada sistem dasar pendidikan kejuruan. Enam prinsip utama pada sistem manajemen pendidikan kejuruan yang efektif menurut Stephen, dkk. (2010) meliputi: 1) relevansi dengan pasar tenaga kerja; 2) akses peserta didik untuk pelatihan; 3) kualitas penyampaian oleh guru; 4) standardisasi; 5) inklusi soft skill dan 6) pendanaan untuk sistem aman dan berkesinambungan.

Sekolah Menengah Kejuruan memegang peran penting dalam mencetak tenaga kerja terampil, disamping memiliki beberapa fungsi dalam mendukung pembangunan nasional. Fungsi-fungsi SMK menurut Djojonegoro (1998) sebagai berikut:
1) Sosialisasi, merupakan transmisi nilai-nilai yang berlaku serta norma-norma sebagai konkritisasi dari nilai-nilai ekonomi, religi, seni, solidaritas, dan sebagainya.
2) Kontrol sosial; merupakan kontrol tingkah laku, misalnya kejujuran, kedisiplinan, dan sebagainya.
3) Seleksi dan alokasi; adalah mempersiapkan, memilih, dan menempatkan calon tenaga kerja sesuai dengan tuntutan pasar kerja, (demand-driven).
4) Asimilasi dan konservasi budaya, merupakan absorbsi terhadap kelompok-kelompok lain didalam masyarakat, serta tetap menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
5) Promosi perubahan demi perbaikan; adalah menjadikan pendidikan berfungsi sebagai pendorong perubahan. Penjelasan dari beberapa fungsi SMK tersebut, dapat diketahui bahwa SMK memiliki peran ganda yaitu sebagai akulturasi dan enkulturasi, dalam arti SMK selain adaptif terhadap perubahan yang dinamis, juga harus bias antisipatif.

Daftar Isi Konsep Model Pengembangan Kompetensi Guru Produktif SMK Berbasis Industri

KATA PENGANTAR DIREKTUR PEMBINAAN SMK ............................ i
KATA PENGANTAR PENULIS ............................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vii
BAB I ...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................... 2
A. Latar Belakang ........................................................................ 2
B. Landasan Hukum Pengembangan Kompetensi Guru
Produktif SMK ........................................................................ 6
C. Landasan Teoritis ................................................................... 6
D. Tujuan dan Manfaat.............................................................. 22
E. Sasaran dan Ruang Lingkup Pedoman .............................. 22
BAB II................................................................................................... 23
MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU PRODUKTIF SMK
BERBASIS INDUSTRI SECARA BERKELANJUTAN .......................... 24
A. Profil Potensi Daerah Kaitanya dengan Pengembangan
Kompetensi Guru Produktif SMK ....................................... 24
B. Model kerja sama dan pengembangan kompetensi guru
produktif SMK berbasis industri......................................... 32
C. Konseptual Model Pengembangan Kompetensi Guru
Produktif SMK Berbasis Industri. ....................................... 37
BAB III ................................................................................................. 41
PENUTUP ............................................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 44

Lebih lengkap dan jelas mengenai isi dari Buku tersebut Bapak dan Ibu dapat mendownload filenya dalam bentuk pdf melalui link di bawah ini.
Download Model Pengembangan Kompetensi Guru Produktif SMK Berbasis Industri

Klik Bagikan sebelum Download

Demikian Model Pengembangan Kompetensi Guru Produktif SMK Berbasis Industri yang dapat kami bagikan pada Artikel kali ini, semoga isi dari Artikel kali ini dapat memberikan manfaat sesuai dengan kebutuhan dan pencarian Anda, serta dapat melengkapi Administrasi Gurunya untuk berbagai kegiatan yang sedang di laksanakan dan di kerjakan.
Previous
« Prev Post

Related Posts

Desember 29, 2017

0 komentar:

Posting Komentar